Sabtu, 26 September 2015

Dari Desa Untuk Negeri

Desa Pematang Cengal Barat

Musim tanam padi sudah mulai tiba, petani yang menggarap lahan tadah hujan / pasang surut mulai mempersiapan musim tanam dengan mengerjakan pengolahan tanah. Hal ini akan menyebabkan semakin banyaknya kebutuhan tenaga untuk mengolah tanah yakni dengan membajak dan menggaru. Membajak dan menggaru dahulu lazimnya dikerjakan dengan tenaga ternak baik sapi atau kerbau. Namun kondisi saat ini sudah banyak berubah, dimana semakin jarang pengolahan tanah menggunakan tenaga ternak. Peternak lebih senang memelihara ternak sapinya untuk penggemukan dan pengembangbiakan bukan untuk tenaga kerja.
Di Desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani ini sudah mengadopsi sistem pertanian modern, dengan menggunakan traktor tangan sebagai alat untuk membajak dan menggaru sawah yang akan ditanami tanaman pangan berupa padi ini.
Pindri Irawan, salah seorang penduduk Desa Pematang Cengal Barat, Tanjung Pura – Langkat, ini mengatakan pengolahan lahan sawah yang dikerjakan dengan menggunakan traktor tangan ( hand tractor ) selain dapat meningkatkan produksi dari lahan pertanian juga dapat mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk mengolah lahan pertanian.
Desa Pematang Cengal Barat merupakan salah satu desa di kecamatan Tanjung Pura dengan produksi padi paling tinggi di kecamatan tersebut. Dengan luas lahan sekitar 520 Ha, jika rata – rata per Hektare lahan dapat memproduksi Gabah Kering Panen ( GKP ) sebesar 5 ton, maka dalam satu kali musim panen desa ini dapat memproduksi Gabah Kering Panen ( GKP ) sebesar 2.600 ton. Itu artinya dalam satu tahun yang bisa ditanami padi sebanyak dua kali ( dua musim tanam ) desa ini dapat memproduksi Gabah Kering Panen ( GKP ) sebesar 5.200 ton.
Dengan mengadopsi sistem pertanian modern maka Desa Pematang Cengal Barat dapat diandalkan untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar