Desa Pematang Cengal Barat
Musim tanam padi sudah mulai tiba,
petani yang menggarap lahan tadah hujan / pasang surut mulai
mempersiapan musim tanam dengan mengerjakan pengolahan tanah. Hal ini
akan menyebabkan semakin banyaknya kebutuhan tenaga untuk mengolah tanah
yakni dengan membajak dan menggaru. Membajak dan menggaru dahulu
lazimnya dikerjakan dengan tenaga ternak baik sapi atau kerbau. Namun
kondisi saat ini sudah banyak berubah, dimana semakin jarang pengolahan
tanah menggunakan tenaga ternak. Peternak lebih senang memelihara ternak
sapinya untuk penggemukan dan pengembangbiakan bukan untuk tenaga kerja.
Di Desa yang mayoritas penduduknya
berprofesi sebagai petani ini sudah mengadopsi sistem pertanian modern,
dengan menggunakan traktor tangan sebagai alat untuk membajak dan
menggaru sawah yang akan ditanami tanaman pangan berupa padi ini.
Pindri Irawan, salah seorang penduduk
Desa Pematang Cengal Barat, Tanjung Pura – Langkat, ini mengatakan
pengolahan lahan sawah yang dikerjakan dengan menggunakan traktor tangan
( hand tractor ) selain dapat meningkatkan produksi dari lahan
pertanian juga dapat mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk mengolah
lahan pertanian.
Desa Pematang Cengal Barat merupakan
salah satu desa di kecamatan Tanjung Pura dengan produksi padi paling
tinggi di kecamatan tersebut. Dengan luas lahan sekitar 520 Ha, jika
rata – rata per Hektare lahan dapat memproduksi Gabah Kering Panen ( GKP
) sebesar 5 ton, maka dalam satu kali musim panen desa ini dapat
memproduksi Gabah Kering Panen ( GKP ) sebesar 2.600 ton. Itu artinya
dalam satu tahun yang bisa ditanami padi sebanyak dua kali ( dua musim
tanam ) desa ini dapat memproduksi Gabah Kering Panen ( GKP ) sebesar
5.200 ton.
Dengan mengadopsi sistem pertanian
modern maka Desa Pematang Cengal Barat dapat diandalkan untuk mendukung
program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar