KOROSI
7.1.
Pengertian Korosi
Korosi
adalah proses perusakan, penyusutan ataupun pengikisan terhadap suatu material
yang disebabkan karena adanya reaksi dengan lingkungannya yang biasanya
diasosiasikan ke material berbahan logam. Penyebab terjadinya ada dua macam
yakni proses secara kimiawi dan proses perlakuan. Proses korosi secara kimiawi
adalah proses ionisasi yang terjadi secara alamiah akibat adanya interaksi
dengan udara seperti kelembaban, keasaman daerah atau kondisi operasi tertentu.
Dua buah logam yang memiliki sifat yang berbeda yang saling berdekatan akan
menghasilkan ion positif dan negatif, kemudian apabila bersinggungan dengan
udara maka akan terbentuk senyawa baru karena udara mengandung bermacam-macam
unsur, salah satu yang paling berpengaruh adalah hidrogen yang merupakan
penyebab terjadinya korosi yang disebut dengan atmospheric corrosion.
Gambar
7.1. Karat yang terjadi pada material logam
Proses
korosi karena perlakuan merupakan proses terjadinya korosi karena adanya unsur
kesengajaan. Sehingga kita dapat mendefinisikan korosi sebagai berikut:
1. Pengikisan
atau pelapukan karena karat atau peristiwa kimia.
2. Proses
elektrokimia yang menyebabkan logam/bahan keramik berubah ke bentuk oksidanya.
3. Erosi
kimia oleh oksigen di udara yang menimbulkan batuan yangmengandung besi
karat.Suatu proses korosi dapat menyebabkan timbulnya degradasi atau penurunan
mutu suatu logam. Penurunan mutu ini tidak hanya melibatkan reaksikimia namun
juga melibatkan reaksi elektrokimia yaitu reaksi antara bahan-bahan
bersangkutan yang menyebabkan terjadinya perpindahan elektron
Korosi
pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang bersifat
korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan diinduksi oleh
adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat
juga terjadi akibat suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai
proses pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya,
korosi pada besi menjadi besi oksida atau besi karbonat.
4Fe(s) + 3O2(g) +
2nH2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)
Fe(s) + CO2(g) + H2O(l)
→ Fe2CO3(s) + H2(g)
Oleh
karena korosi dapat mengubah struktur dan sifat-sifat logam maka korosi
cenderung merugikan. Diperkirakan sekitar 20% logam rusak akibat terkorosi pada
setiap tahunnya. Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut mudah
teroksidasi. Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas umumnya
logam-logam memiliki potensial reduksi standar lebih rendah dari oksigen.
7.2.
Jenis-Jenis Korosi
1. Korosi
Homogen
Korosi
homogen terjadi karena reaksi elektro kimia yang secara homogeny terjadi karat
ke seluruh bagian material yang terbuka. Sifat dari korosi ini adalah merata
dan material menipis.
2. Korosi
Galvanis
Apabila
terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial akan
menimbulkan aliran electron/listrik diantara kedua logam. Logam yang mempunyai
tahanan korosi rendah (potensial rendah) akan terkikis dan yang memiliki
potensial lebih tinggi akan menurun korosinya. Korosi galvanis dipengaruhi oleh
lingkungan, jarak, area atau luas.
3.
Crevice
Corrosion
Sifat
dari korosi ini tidak tampak dari luar tetapi sangat merusak konstruksi. Korosi
ini biasanya sering terjadi pada sambungan yang kurang kedap seperti pada
lubang, gasket, lap joint, kotoran atau endapan.
4. Korosi
Intergranular
Korosi
intergranular terjadi pada daerah tertentu dengan penyebab grain boundary. Hal
ini disebabkan oleh adanya kekosongan unsure/elemen pada Kristal ataupun
impurities dari proses pengecoran. Sehingga korosi ini sering terjadi pada
proses pengecoran atau pengelasan.
7.3.
Mekanisme Pencegahan Korosi
Korosi
yang terjadi pada material logam, khususnya logam ferrous tidak dapat dicegah.
Akan tetapi korosi dapat dikendalikan seminimal mungkin. Metode umum untuk
mengendalikan korosi yaitu pelapisan (coating), proses katodik, dan penambahan
zat inhibitor korosi.
1.
Metode Pelapisan (Coating)
Metode
pelapisan adalah salah satu upaya mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu
lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya dengan pengecatan, atau penyepuhan
logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam
ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi)
sehingga besi terlindung dari korosi.
2.
Proteksi Katodik
Proteksi
katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi
yang dipendam dalam tanah, seperti pipa air, gas, minyak bumi, atau tangki
penyimpanan BBM. Logam reaktif seperti Magnesium dihubungkan dengan pipa besi.
Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, maka Mg
akan terlebih dahulu teroksidasi. Jika semua logam Mg telah teroksidasi, maka
besi yang akan terkorosi.
Gambar
7.1. Proses katodik dengan menggunakan logam Mg
3.
Penambahan Inhibitor
Inhibitor
adalah zak kimia yang ditambahkan kedalam suatu lingkungan korosif dengan kadar
sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat
dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik,
inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
a. Inhibitor
anodik.
Inhibitor
anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat
transfer ion-ion logam ke dalam air.
b. Inhibitor
katodik.
Inhibitor
katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat
salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen atau
pengikatan ion-ion Hidrogen.
c. Inhibitor
campuran
Inhibitor
campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan
anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda,
yaitu sebagai inhibitor anodik dan katodik.
d. Inhibitor
teradsorpsi
Inhibitor
teradsorpsi umumnya senyawa organic yang dapat mengisolasi permukaan logam dari
lingkungan korosif dengan cara membentuk lapisan film tipis yang teradsorpsi
pada permukaan logam.
RANGKUMAN
1. Korosi
adalah proses perusakan, penyusutan ataupun pengikisan terhadap suatu material
yang disebabkan karena adanya reaksi dengan lingkungannya yang biasanya diasosiasikan
ke material berbahan logam. Penyebab terjadinya ada dua macam yakni proses
secara kimiawi dan proses perlakuan.
2. Korosi
pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang bersifat
korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan diinduksi oleh
adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat
juga terjadi akibat suhu tinggi.
3. Metode
umum untuk mengendalikan korosi yaitu pelapisan (coating), proses katodik, dan
penambahan zat inhibitor korosi.
LATIHAN
Coba
saudara lakukan sebuah studi kasus pada material baja karbon ST 37 yang
direndam dalam larutan garam. Kadar larutan garam dibuat dengan 3 komposisi
persen yang berbeda. Lakukan analisa laju korosi pada material baja ST 37 dari
hasil percobaan tersebut.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Anti karat